Sistem Urinari
- TUJUAN
- Mengenal anatomi ginjal
- Mengenal fisiologi ginjal
- Mengenal beberapa karakteristik urina
- TEORI
Sistem perkemihan atau biasa juga disebut Urinary System adalah
suatu system kerjasama tubuh yang memiliki tujuan utama mempertahankan
keseimbangan internal atau Homeostatis. Fungsi lainnya adalah untuk
membuang produk-produk yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan bayak fungsi
lainnya yang akan dijelaskan kemudian.
Sistem perkemihan melibatkan 4 organ, yaitu:
- Ginjal
- Ureter
- Kandung Kemih
- Saluran Kencing (Uretra)
Organ yang paling berperan dalam hal ini adalah Ginjal
Gambar 8.1 Anatomi Ginjal Manusia
Ginjal memiliki fungsi yaitu:
- Pengeluaran zat sisa oranik
- Pengaturan konsentrasi ion-ion penting
- Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
- Pengaturan produksi sel darah merah
- Pengaturan tekanan darah
- Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah
- Pengeluaran zat beracun
Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi
columna vertebralis, di bawah liver dan limphe. Di bagian superior
ginjal terdapat adrenal gland (juga disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritonium
yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar
vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah
ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal
terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh
dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam
goncangan.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena
tertekan ke bawah oleh hati. Kutub atas ginjal kanan terletak setinggi iga
keduabelas, sedangkan ginjal kiri terletak setinggi iga kesebelas. Pada orang
dewasa, panjang ginjal sekitar 12-13 cm, lebarnya 6 cm, tebal 2,5 cm dan
beratnya ± 140 gram ( pria=150 – 170 gram, wanita = 115-155 gram).
Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya sekitar 10-12 inci (25
ningga 30 cm), terbentang dari ginjal sampai vesica urinaria. Fungsi ureter
menyalurkan urine ke vesica urinaria.
Vesica urinaria merupakan kantong berotot yang dapat mengempis, terletak
dibelakang simfisis pubis. Fungsi vesica urinaria:
(1) Sebagai tempat penyimpanan urine
(2) mendorong urine keluar dari tubuh.
Ginjal pada dasarnya dapat dibagi dua daerah, yaitu : Kortek (luar ) dan
Medulla (dalam). Kortek meliputi daerah antara dasar malfigi piramid yang juga
disebut piramid medula hingga ke daerah kapsula ginjal. Daerah kortek diantara
piramid tadi membentuk suatu kolum disebut Kolum Bertini Ginjal. Pada potongan
ginjal yang masih segar, daerah kortek terlihat bercak merah yang kecil
(petikhie) yang sebenarnya merupakan kumpulan vaskuler khusus yang terpotong,
kumpulan ini dinamakan renal korpuskle atau badan malphigi.
Kortek ginjal terdiri atas nefron pada bagian glomerulus, tubulus
konvulatus proksimalis, tubulus konvulatus distalis. Sedangkan pada daerah
medula dijumpai sebagian besar nefron pada bagian loop of Henle’s dan
tubulus kolektivus. Setiap ginjal mempunyai satu sampai empat juta filtrasi
yang fungsional dengan panjang antara 30-40 mm yang disebut nefron
Gambar 8.2 Anatomi ginjal
Potongan longitudinal ginjal memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu
Korteks dan medula.
- Korteks : bagian luar dari ginjal
- Medula : Bagian dalam dari ginjal
- Piramid : Medula yang terbagi-bagi menjadi baji segitiga
- Kolumna Bertini ; Bagian korteks yang men gelilingi piramid.
- Papilaris berlini : Papila dari tiap piramid yang terbentuk dari persatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul.
- Pelvis: Reservoar utama sistem pengumpulan ginjal.
- Kaliks minor: bagian ujung pelvis berbentuk seperti cawan yang mengalami penyempitan karena adanya duktus papilaris yang masuk ke bagian pelvis ginjal.
- Kaliks mayor: Kumpulan dari beberapa kaliks minor.
Unit fungsional ginjal adalah nefron. Pada manusia setiap ginjal mengandung
1-1,5 juta nefron yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Dapat dibedakan dua jenis nefron:
- Nefron kortikalis yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks dengan lingkungan henle yang pendek dan tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar dari medula.
- Nefron juxtamedullaris yaitu nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari korteks dekat dengan cortex-medulla dengan lengkung henle yang panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex
Bagian-bagian nefron:
a. Glomerolus
Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent
yang kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat
filtrasi sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.
b. Kapsula Bowman
Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerolus untuk mengumpulkan cairan
yang difiltrasi oleh kapiler glomerolus. Kapsula Bowman terdiri atas lapisan
parietal (luar) berbentuk gepeng dan lapis viseral (langsung membungkus kapiler
golmerlus) yang bentuknya besar dengan banyak juluran mirip jari disebut
podosit (sel berkaki) atau pedikel yang memeluk kapiler secara teratur sehingga
celah – celah antara pedikel itu sangat teratur.
Kapsula bowman bersama glomerolus disebut korpuskel renal, bagian tubulus
yang keluar dari korpuskel renal disabut dengan tubulus kontortus proksimal
karena jalannya yang berbelok – belok, kemudian menjadi saluran yang lurus yang
semula tebal kemudian menjadi tipis disebut ansa Henle atau loop of Henle,
karena membuat lengkungan tajam berbalik kembali ke korpuskel renal asal,
kemudian berlanjut sebagai tubulus kontortus distal.
Tiga faktor pada proses filtrasi dalam kapsula bowman menggambarkan
integrasi ketiga faktor tersebut yaitu:
- Tekanan osmitik (TO). Tekanan yang dikeluarkan oleh air (sebagai pelarut) pada membrane semipermeabel sebagai usaha untuk menembus membrane semipermeabel ke dalam area yang mengandung lebih banyak molekul yang dapat melewati membrane semipermeabel. Pori-pori dalam kapiler glomerulus membuat membrane semipermeabel memungkinkan untuk melewati yang lebih kecil dari air tetapi mencegah molekul yang lebih besar misalnya protein dan plasma.
- Tekanan hidroststik (TH). Sekitar 15 mmHg dihasilkan oleh adanya filtrasi dalam kapsula dan berlawanan dengan tekanan hidrostatik darah. Filtrasi juga mengeluarkan tekanan osmitik 1-3 mmHg yang berlawanan dengan osmitik darah.
- Perbedaan tekanan osmitik plasma dengan cairan dalam kapsula bowman mencerminkan perbedaan kosentrasi protein, perbedaan ini menimbulkan pori-pori kapiler mencegah protein plasma untuk difiltrasi.
Tekanan hidrostatik plasma dan tekanan osmitik filtrat kapsula bowman
bekerja sama untuk meningkatkan gerakan air dan molekul permeabel, molekul
permeabel kecil dari plasma masuk ke dalam kapsula bowman.
Proses pembentukan urine
Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi
untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan
terjadi penyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa
cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.
Urine berasal dari darah yang di bawa arteri renalis masuk kedalam ginjal,
darah ini terdiri dari bagian yang padat yaitu sel darah dan bagian plasma
darah.
Ada tiga tahap pembentukan urine:
1) Proses filtrasi
Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih
besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebagian
yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein. Cairan yang
tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium,
klorida, sulfat, bikarbonat dan lain-lain, yang diteruskan ke tubulus ginjal.
2) Proses
reabsorpsi
Proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium,
klorida, fosfat, dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang
dikenal oblogator reabsorpsi terjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus
ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat.
Bila diperlukan akan diserap kembali ke dalam tublus bagian bawah.
Penyerapannya terjadi secara aktif dikenal dengan reabsorpsi fakultatif dan
sisanya dialirkan pada papilla renalis.
3) Proses sekresi
Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan
ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.
Peredaran darah ginjal
Ginjal mendapat darah dari aorta abdominalis yang mempunyai
percabanganarteri arteri renalis. Arteri ini berpasangan kiri dan kanan. Arteri
renalis bercabang menjadi arteria interlobaris kemudian menjadi arteri arkuata.
Arteri interloburalis yang berada di tepi ginjal bercabang menjadi kapiler
membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut glomerulus. Glomerulus ini dikelilingi
oleh alat yang disebut simpai bowman. Di sini terjadi penyaringan pertama dan
kapiler darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis
masuk ke vena kava inferior.
Persarafan ginjal
Ginjal mendapat persarafan dari pleksus renalis (vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini
berjalan bersamaan dengan pembu;uh darah yang masuk ginjal. Di atas ginjal
terdapat kelenjar suprarenalis, kelenjar ini merupakan kelenjar buntu yang menghasilkan
dua macam hormon yaitu hormon adrenalin dan hormon kortison. Adrenal dihasilkan
oleh medulla.
Reabsorpsi dan sekresi tubulus
Sewaktu filtrat glomerulus memasuki tubulus ginjal, filtrat ini mengalir
melalui bagian-bagian tubulus. Sebelum diekskresikan sebagai urine beberapa zat
diabsorpsi kembali secara selektif dari tbulus dan kembali ke dalam darah,
sedangkan yang lain de sekresikandari darah ke dalam lumen tubulus. Pada
akhirnya urine terbentuk dan semua zat dalam urine akan menggambarkan penjumlahan
dari tiga proses dasar ginjal (filtrasi glomerulus, reabsorpsi tubulus dan
sekresi tubulus).
Ekskresi urine – Filtrasi glomerulus – Reabsorpsi
tubulus + Sekresi tubulus
- Reabsorpsi tubulus
Ginjal menangani beberapa zat yang yang difiltrasi secara bebas dalam
ginjaldan diabsorpsi dengan kecepatan yang berbeda. Kecepatan masing-masing zat
dapat dihitung sebagi berikut.
Filtrasi – Kecepatan filtrasi glomerulus x Kecepatan
plasma
Penghitungan ini menganggap bahwa zat-zat difiltrasi secara bebas dan tidak
terikat pada protein plasma.
Kebanyakan zat proses filtrasi golmerulus dan reabsorpsi tubulus secara
kuntitatif relatif sangat besar terhadap sekresi urine. Sedikit saja perubahan
pada filtrasi glomerulus atau reabsorpsi secara potensial dapat menyebabkan perubahan
yang relatif besar. Beberapa produk buangan seperti ureum dan kreatinin sulit
diabsorpsi dari tubulus dan diekskresi dalam jumlah yang relatif besar.
Mekanisme pasif. Zat yang akan diabsorpsi harus
ditranspor melintasi membran epitel tubulus ke dalam cairan interstisial
ginjal, melalui kapiler peri tubulus kembali ke dalam darah. Reabsorpsi melalui
epitel tubulus ke dalam darah, misalnya air dan zat terlarut dapat ditranpor
melalui membran selnya sendiri (jalur transeluler) atau melalui ruang sambungan
antar-sel (jalur para seluler). Setelah diabsorpsi melalui sel epitel tubulus
ke dalam cairan interstisial air dan zat terlarut ditranpor melalui dinding
kapiler ke dalam darah dengan cara ultrafiltrasi yang diperantarai oleh tekanan
hidrostatik dan tekanan osmotik koloid.
Traspor aktif mendorong suatu zat terlarut
melawan gradien elektrokimia dan membutuhkan energi yang berasal dari
metabolisme. Transpor yang berhubungan langsung dengan suatu sumber energi
seperti hidrolisis adenosin trifosfat (ATF) disebut transfor aktif primer. Transpor
yang tidak berhubungan secara langsung dengan suatu sumber energi seperti yang
diakibatkan oleh gradien ion, disebut transpor aktif sekunder.
b. Reabsorpsi tubulus proksimal
Secara normal sekitar 65% dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan
nilai persentase terendah dari klorida akan diabsorpsi oleh tubulus proksimal
sebelum filtrat mencapai ansa henle. Persentase ini dapat meningkat atau
menurun dalam berbagai kondisi fisiologis.
Sel tubuh proksimal mempunyai banyak sekali brush
boerder. Permukaan membran brush boerder dimuati molekul protein yang
mentranspor ion natrium melewati membran lumen yang bertalian dengan mekanisme
transpor nutrien organik (asam amino dan glukosa). Tubulus proksimal merupakan
tempat penting untuk sekresi asam dan basa, organik seperti garam garam empedu,
oksalat, urat, dan katekolamin.
Regulasi reabsorpsi tubulus penting
untuk mempertahankan suatu keseimbangan yang tepat antara reabsorpsi tubulus
dan filtrasi glomerulus. Adanya mekanisme saraf, faktor hormonal, dan kontrol
setempat yang meregulasi reabsorpsi tubulus untuk mengatur filtrasi glomerulus
maka reabsorpsi beberapa zat terlarut dapat diatur secara bebas terpisah dari
yang lain terutama melalui mekanisme pengontrolan hormonal.
Abnormalitas kongenital
Kelainan kongenital ginjal dapat terjadi, termasuk:
- Tidak terdaptnya ginjal.
- Ginjal berbentuk seperti sepatu kuda.
- Kista ginjal, dimana ginjal mempunyai kista dalam jumlah yang besar sebagai akibat dari kesalahan perkembangan dalam perkembangan tubulus.
Penyakit ginjal
Penyakit pada ginjal dapat mengganggu fungsi nefron, dan apabila sejumlah
besar nefron mengalami kerusakan maka akan terjadi kerusakan fungsi ginjal:
sekresi urina hilang, albumin atau darah dapat terlihat pada urine, produk
metabolisme (misalnya urea) yang seharusnya di ekskresi tidak diekskresi dan
terjadi penumpukan dalam darah, serta keseimbangan asam basa tubuh menjadi
terganggu.
Pada glomerulus nefritis akut ginjal mengalami perbesaran, glomerulus
merupakan bagian khusus yang terkena. Pada sindroma nefrotik terdapatnya
protein dalam urine menyebabkan terjadinya retensi cairan dalam jaringan. Pada
glikosuria renalis glukosa bocor ke dalam urine sebagai akibat kelainan
kongenital pada anatomi dan fungsi nefron.
Gagal ginjal akut dapat timbul sebagai akibat:
- Gangguan sirkulasi renalis (misalnya pada syok, penurunan curah jantung ditujukan pada otak dan jantung menyebabkan kerusakan pada ginjal).
- Glomerulo nefritis berat
- Penyumbatan traktus urinarius oleh batu ginjal.
Bila gagal ginjal terjadi pada beberapa jam, tubulus ginjal akan mengalami
kerusakan permanen. Pada urine yang disekresi terhenti sama sekali (terjadi
urinarius) atau berkurang dalam jumlah yang sangat kecil (oligura), terdapat
perubahan keseimbangan asam basa yang berat dan produk akhir metabolisme tubuh
tidak diekskresi. Gagal ginjal kronik merupakan akibat dari kerusakan nefron
yang permanen ole penyakit ginjal apa saja yang berat, adanya bukti terjadi
gagal ginjal terlihat apa bila sekitar 75% dari nefron sudah tidak berfungsi.
Pada diabetik insipidus antidiuretik hormon tidak dibentuk oleh kompleks
hipotalamuspituitari dan sebagai konsekuensinya air tidak direabsorpsi dalam
duktus kolektikus, dan pasien mengeluarkan jumlah urine banyak yang pekat.
Abnormalitas kandungan urine:
- Glukose
- Benda-benda keton
- Garam empedu
- Pigmen empedu
- Protein
- Darah
- Beberapa obat-obatan
Ureter
Terdiri dari 2 saluran pipa, masing–masing bersambung dari ginjal ke
kandung kemih (vesika urinaria), panjangnya ± 25-30 cm, dengan penampang ± 0,5
cm. Ureter sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak
dalam rongga pelvis.
Lapisan dinding abdomen terdiri dari:
- Dinding luar jaringan ikat (jarinagn fibrosa)
- Lapisan tengah lapisan otot polos
- Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan didnding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik tiap 5
menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk ke dalam kandung kamih (vesika
urinaria). Gerakan peristaltik mendorong urine melalui ureter yang
diekskresikan oleh ginjal dan disemprotkan dalam bentuk pancaran, melalui
osteum uretralis masuk ke dalam kandung kemih.
Ureter berjalan hampir vertikal ke bawah sepanjang fasia muskulus psoas dan
dilapisi oleh peritoneum. Penyempitan ureter terjadi pada tempat ureter
meninggalkan pelvis renalis, pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe berasal
dari pembuluh sekitarnya mempunyai saraf sensorik.
Pars abdominalis ureter dalam kavum
abdomen ureter terletak di belakang peritoneum sebelah media anterior m. psoas
mayor dan ditutupi oleh fasia subserosa. Vasa spermatika/ovarika interna
menyilang ureter secara oblique, selanjutnya ureter akan mencapai kavum pelvis
dan menyilang arteri iliaka eksterna.
Ureter kanan terletak pada parscdesendens
duodenum. Sewaktu turun ke bawah terdapat di kanan bawah dan disilang oleh
kolon dekstra dan vosa iliaka iliokolika, dekat apertura pelvis akan dilewati
oleh bagian bawah mesenterium dan bagian akhir ilium. Ureter kiri disilang oleh
vasa koplika sinistra dekat apertura pelvis superior dan berjalan di belakang
kolon sigmoid dan mesenterium.
Pars pelvis ureter berjalan pada bagian dinding
lateral pada kavum pelvis sepanjang tepi anterior dari insura iskhiadikamayor
dan tertutup olehperitoneum. Ureter dapt ditemukan di depan arteri
hipogastrikabagian dalam nervus obturatoris arteri vasialia anterior dan arteri
hemoroidalis mediaPada bagian bawah insura iskhiadika mayor, ureter agak miring
ke bagian medial untuk mencapai sudut lateral dari vesika urinaria.
Ureter pada pria terdapat di dalam visura seminalis
atas dan disilang oleh duktus deferens dan dikelilingi oleh pleksus vesikalis.
Selanjutnya ureter berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesika
urinaria pada sudut lateral dari trigonum vesika. Sewaktu menembus vesika
urinaria, dinding atas dan dinding bawah ureter akan tertutup dan pada waktu
vesika urinaria penuh akan membentuk katup (valvula) dan mencegah pengambilan
urine dari vesika urinaria.
Ureter pada wanita terdapat di belakang fossa ovarika
urinaria dan berjalan ke bagian medial dan ke depan bagian lateralis serviks
uteri bagian atas, vagina untuk mencapai fundus vesika urinaria. Dalam
perjalanannya, ureter didampingi oleh arteri uterina sepanjang 2,5 cm dan
selanjutnya arteri ini menyilang ureter dan menuju ke atas di antara lapisan
ligamentum. Ureter mempunyai 2 cm dari sisi serviks uteri. Ada tiga tempat yang
penting dari ureter yang mudah terjadi penyumbatan yaitu pada sambungan ureter
pelvis diameter 2 mm, penyilangan vosa iliaka diameter 4 mm dan pada saat masuk
ke vesika urinaria yang berdiameter 1-5 cm.
Pembuluh darah ureter
- Arteri renalis
- Arteri spermatika interna
- Arteri hipogastrika
- Arteri vesika inferior
Persarafan ureter
Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior,
pleksus spermatikus, dan pleksu pelvis; seperti dari nervus; rantai eferens dan
nervus vagusrantai eferen dari nervus torakalis ke-11 dan ke-12, nervus
lumbalis ke-1, dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter.
Vesika urinaria
Vesika urinaria (kandung kemih) dapat mengembang dan mengempis seperti
balon karet, terletak di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul.
Bentuk kandung kemih seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat,
berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius
Histofisiologi Ginjal
Ginjal mempunyai fungsi yang sangat komplek, yakni sebagai filtrasi,
absorpsi aktif maupun pasif, resorpsi dan sekresi. Total darah ke dua ginjal
dapat mencapai 1200 cc/menit atau sebesar 1700 liter darah / hari. Semua ini
akan difiltrasi oleh glomeruli dimana setiap menit dihasilkan 125 cc filtrat
glomeruli atau 170 liter filtrat glomeruli setiap 24 jam pada ke dua ginjal.
Dari jumlah ini beberapa bagian di resorpsi lagi keluar dari tubulus.
Pada tubulus konvulatus proksimalis dan distalis terjadi proses resorpsi
dan ekskresi, dimana beberapa bahan seperti : glukosa dan sekitar 50 % natrium
klorida dan sejumlah air di resorpsi oleh sel tubulus melalui absorbsi aktif
yang memerlukan energi, sedangkan air berdifusi secara pasif. Selanjutnya
filtrat glomeruli yang tidak mengalami resorpsi diteruskan ke distal sampai
tubulus kolektivus. Pada daerah ini terjadi pemekatan urin atau pengenceran
terakhir tergantung dari keadaan cukup tidaknya anti-diuretik hormon (ADH).
Hormon ini berpengaruh terhadap permeabilitas tubulus kolektivus terhadap air.
Pelvis Renalis
Pada hilus renalis terdapat pelvis renalis yang menampung urin dari papila
renalis. Pada ginjal yang multi-piramid urin pertama ditampung oleh kaliks
renalis kemudian dari sini baru ke pelvis renalis.
Bangun histologinya adalah sebagai berikut : Mukosa memiliki epithel
peralihan dengan sel payung, mulai dari kaliks renalis, tebal epithel hanya 2
sampai 3 sel. Dengan mikroskop cahaya tidak tampak adanya membran basal tetapi
dengan EM tampak membrana basalis yang sangat tipis. Propria mukosa terdiri
atas jaringan ikat longgar dan pada kuda terdapat kelenjar yang agak mukus.
Bentuk kelenjar adalah tubulo-alveolar. Tunika muskularis terdiri atas otot
polos, jelas pada kuda, babi dan sapi. Lapis dalam tersusun longitudinal dan
lapis luar sirkuler. Pada hewan lain otot relatif sedikit, pada kalises renalis
otot relatif sedikit, tetapi pada daerah permulaan ureter membentuk semacam
sphinter. Tunika adventitia terdiri dari jaringan ikat longgar dengan banyak
sel lemak, pembuluh darah, pembuluh limfe serta saraf.
- Alat dan Bahan
Alat :
Peralatan Bedah, indicator universal, mikroskop, tabung reaksi, pipet
tetes, kaca objek dan penutup mpreparat, Gelas ukur 10ml, Kompor spritus,
penjebit tabung reaksi, asbes dan kaki tiga, gelas kimia 250ml dan 100ml.
Bahan :
Tikus Putih 1 ekor, Perak nitrat, Asam Nitrat, Larutan Na.nitroprusida,
Larutan KOH/NaOH 1N, Asam Asetat pekat, asam asetat glacial, aquadest.
- Prosedur
- Anatomi sistem urinari tikus
Di korbankan seekor tikus putih menggunakan eter anastetika atau
denan cara memukulkan tekuknya dengan benda tajam, di buat torehan midsagittal
dan trasversal sehingga isi perutnaya terlihat, kemudian di amati susunan organ
yang terlihat dalam sistem eksresi, di identifikasi masing-masing orangnya
kemudian di gambarkan .
- Fisiologi sistem urina
Di ambil contoh urin dari anggota kelompok kurang lebih 100 ML .
ü Penetapan urea
Disiapkan kaca obyek lalu di tetesi sebanyak 2 tetes urina, kemudian
teteskan 2 tetes asam nitrat, dipanaska perlahan-lahan atau biarkan cairan
menguap . diamati dibawah mikroskop Kristal rhombis atau hexagonal dari urea
nitrat.
ü Penetapan ion klorida
Disiapkan tabung reaksi lalu diisi 5 ML urin kemudian tetesi dengan
beberapa tetes perak nitrat, kekeruhan atau endapan putih menunjukan adanya ion
klorida.
ü Penetapan aseton ( metode legal-kualitatif )
Di basakan 2-3 ML urin dengan larutan KOH/NAOH, kemudian tambahkan beberapa
tetes larutan Na-nitoprusid , lalu kocok. Ditambahkan beberapa tetes asam
asetat pekat kemudina kocok. Warna ungu sampai merah ungu menunjukan adanya
aseton, warna merah juga menunjukan adanya alcohol, asam asetan, aldehid, dan
asam diasetat ( badan keton)
ü Penetapan kualitatif albumin
Disiapkan satu tabung reaksi, lalu isi dengan larutan urin sebanyak 1/3 isi
tabung di didihkan kemudian amati perubahan yang terjadi pada larutannya.
Ditambahkan 2-3 tetes larutan asam asetat glacial dengan air
perbandingannya (1:1) kemudian kocok baik-baik. Kekeruhan yang timbul
menunjukan adanya albumin, sedangkan derajat kekeruhan menunjukan jumlah
albumin yang ada.dicatat hasil pengamatan pada data albumin. Yang dimana :
- Bila urin menjadi
keruh setelah pendidihan dan menjadi jernih kembali setelah penambahan
asam asetat maka menunjukan adanya fosfat.
- Bila selama
penambahan asam asetat terjadi gelembung udara maka hal tersebut menunjukan
adannya kalsium karbonat atau amunium karbonat.
- Bila urin keruh,
tetapi kemudian jernih setelah pendidihan dan terjadi tepi timbul lagi
kekeruhan setelah penambahan asam maka senyawa uratbyang dikandung hanya
sedikit.
- Bila urin keruh ,
dan tetap keruh setelah pendidihan maupun pada saat penambahan asam, maka dapat
disimpulkan urin mengandung mikoorganisme.
- Bila kekeruhan
timbul setelah pendidihan dan tetap saja keruh atau tambah keruh maka
menunjukan adanya albumin.
Maka untuk memudahkan melihat atau menentuka suatu kekeruhan dapat
dibandingkan dengan melihat tabun yang berisi urin saja
- Data Pengamatan
- Anatomi system urinaria Tikus
- Urine Scan (Urine wanita)
- Blood : (-)
- Bilirubin : 0,5 mg / 100 ml
- Urdbilinogen : 4 mg
- Keton : 0 – 5 mg
- Protein : 10 mg
- Nitrin -)
- Glukosa -)
- pH : 6 -7
- Spez Gew : 1,025
- Leukozyten : 25 ml
- Askorbik Acid : 50 mg / 100 ml
- Penetapan adanya suatu senyawa dalam urin
No
|
Penetapan
adanya senyawa
|
Urine + …
|
Hasil
Pengamatan
|
|
1
|
Penetapan
Urea
|
-
|
Hexagonal
|
|
2
|
Penetapan
Ion Klorida
|
AgNo3
|
ü
|
Endapan Cl
|
3
|
Penetapan
Aseton
|
Asam
Asetat P
|
x
|
Jernih,
Warna tidak berubah
|
4
|
Penetapan
Kualitatif Albumin
|
Pendidihan
|
Keruh
|
|
|
Albumin
|
-
|
ü
|
Keruh
|
Fosfat
|
Asam
Asetat Glasial
|
ü
|
Jernih
Kembali
|
|
CaCo3
/ Amonium Karbonat
|
x
|
Tidak ada
gelembung
|
||
Urat
|
x
|
Tidak
keruh kembali
|
||
Mikroorganisme
|
x
|
Jernih
|
- Urin yang dilihat pada mikroskop
- VI. Pembahasan
Pada percobaan kali ini, telah dilakukan percobaan system urinaria.
Prosedur oertama dilakukan pembedahan pada tikus, tikus yang digunakan adalah
tikus jantan.Terlihat bagian dalam tikus salah satunya adalah system
reproduksinya, yaitu adanya ureter, testis, dan ginjal. Digunakannya hewan
tikus dalam percobaan ini dikarenakan anatomi dan terminologi pada system tubuh
tikus, dapat mewakili anatomi dan terminologi pada manusia.
Selanjutnya dilakukan percobaan fisiologi system urina, dengan mengambil
contoh urin dari seseorang sejumlah kurang lebih 100ml.Pada penetapan urea
dengan mikroskopis, didapat hasil hexagonal.
Dalam penetapan ion klorida didapat hasil adanya endapan putih yang
menandakan adanya ion klorida dalam urin, Suatu urine apabila tidak mengandung
klorin, maka urine tersebuttermasuk urine yang tidak normal. Klorida harus
dikeluarkan dari dalam tubuh.Karena apabila klorida berada dalam tubuh
terus-menerus, maka akan terjadi suatupenyakit. Klorida bersifat racun apabila
di pendam dalam tubuh. Klorida dikeluakan bersama urine yang berionisasi
dengan Na+. Maka dari itu, urine rasanya asin.
Pada penetapan kadar aseton dalam urin, hasilnya menunjukkan dalam urin
tersebut tidak terdapat aseton ataupun alcohol dalam urine tersebut,
karena warna urine tetap seperti warna asalnya (kuning) dan tidak berubah
menjadi warna ungu ataupun merah ungu setelah ditambahkan larutan NaOH/KOH.
Kemudian dilakukan penetapan kualitatif albumin dalam urin.Didapat hasil
urin menjadi keruh setelah pendidihan, ini berarti menunjukkan dalam urin
tersebut terdapat adanya albumin. Albumin merupakan salah satu protein utama
dalam plasma manusia dan menyusun sekitar 60 % dari total protein plasma. Kadar
albumin normal dalam urin berkisar antara 0-0,04 gr/L/hari. Keberadaan albumin
dalam urin dengan jumlah yang melebihi batas normal, dapat mengindikasikan
terjadinya gangguan dalam proses metabolisme tubuh.Karena dalam keadaan normal,
protein yang ada di dalam darah akan disaring oleh glomerulus ginjal sehingga
tidak akan mungkin didapat di dalam urine. Protein darah merupakan molekul yang
memiliki ukuran molekul yang sangat besar sehingga pada orang yang normal,
tidak akan bisa menembus saringan ginjal pada bagian glomerulus. Jika ditemukan
protein di dalam urine, itu artinya saringan yang ada di glomerulus tersebut
telah rusak dan jebol. Dengan rusaknya saringan di glomerulus tadi maka dapat
menyebabkan zat – zat lain yang seharusnya disaring oleh glomerulus juga akan
ikut lewat. Sebagai catatan, jika telah lolos dari saringan di glomerulus,
protein tidak akan direabsorpsi lagi pada bagian tubulus sehingga akan keluar
melalui urine. Berbeda dengan zat – zat lain yang ukuran molekulnya lebih
kecil, seperti glukosa, yang masih bisa reabsorpsi pada bagian tubulus. Itulah
sebabnya mengapa protein dalam urine biasa dignakan sebagai parameter untuk
menentukan ada tidaknya kerusakan pada ginjal. Albuminuria mungkin terjadi pada
yang normal, individu yang sehat berdiri dan bergerak tentang (proteinuria postural),
setelah latihan berat, selama stres emosional yang berat, dan setelah terpapar
suhu yang sangat dingin seperti mandi dingin. Hal ini juga dapat terjadi dengan
tinggi demam dan dehidrasi. Kehadiran terus-menerus dalam jumlah besar albumin
berhubungan dengan penyakit ginjal.
Urine yang telah didihkan kemudian ditambah dengan Asam Asetat Glasial,
untuk mengetahui keberadaan senyawa lain dalam urine, dengan mengamati
perubahan nya dapat dilihat adanya keberadaan senyawa lain dalam urine. Setelah
pendidihan menghasilkan endapan, setelah ditambah asam asetat glacial menjadi
jernih kembali menandakan adanya fosfat dalam urine, fosfat dalam urine memnag
normal adanya harus dikeluarkan dalam sisa metabolisme kurang lebih 0,12%.
Setelah pendidihan menghasilkan endapan, setelah ditambah asam asetat glacial
menjadi adanya gelembung menandakan adanya senyawa kalsium atau ammonium dalam
urin, namun hasil menyatakan tidak adanya gelembung, normalnya urin memang
terdapa ammonium kurang lebih 0.05% dalam urin an kalsium kurang lebih sebanyak
0.015%, jumlah yang sangat kecil sekali sehingga bias dikarenakan jumlahnya
sangat kecil, gelembung dalam urin menjadi tidak terlihat.
Setelah pendidihan menghasilkan endapan, setelah ditambah asam asetat
glacial menjadi jernih kembali, berarti urin tidak terdapat urat/ asam urat
karena asam urat terlihat dari urin yang apabila kondisi awal keruh, tetap
keruh setelah pendidihan dan timbul lagi kekeruhan setelah penambahan
asam. Asam urat dalam urine terlihat karena pH urine yang terlalu asam.
Jika urin keruh, tetap keruh setelah pendidihan dan setelah penambahan
asam, itu menunjukkan adanya mikroorganisme dalam urin. Hasilnya tidak terdapat
mikroorganisme dalam urin tersebut.Pada kondisi normal, saluran kemih tidak
dihunioleh bakteri atau mikroba lain, tetapi uretra bagian bawah terutama pada
wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin berkurang pada bagian
yang mendekati kandung kemih.Infeksi saluran kemih sebagian disebabkan oleh
bakteri, namun tidak tertutup kemungkinan infeksi dapat terjadi karena jamur
dan virus. Infeksi oleh bakteri gram positif lebih jarangterjadi jika
dibandingkan dengan infeksi gram negatif.Lemahnya pertahanan tubuh telah
menyebabkan bakteri dari vagina, perineum(daerah sekitar vagina), rektum (dubur)
atau dari pasangan (akibat hubungan seksual), masuk ke dalam saluran
kemih. Bakteri itu kemudian berkembang biak di saluran kemih sampai kekandung
kemih, bahkan bisa sampai ke ginjal.
Pada test
urin dalam urine scan, Tidak adanya darah dalam urin ini, berarti murin
tersebut diambil dalam kondisi normal, tidak dalam kadaan haid atau
pendarahan.tidak terdapat juga glukosa dalam urine berarti orang tersebut sehat
tidak terindikasi penyakit diabetes.Hasil urin scan juga menunjukkan tidak ada
nitrit dalam urin, Di dalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil
metabolisme protein, yang kemudian jika terdapat bakteri dalam jumlah yang
signifikan dalam urin (Escherichia coli, Enterobakter, Citrobacter,
Klebsiella, Proteus) yang megandung enzim reduktase, akan mereduksi nitrat
menjadi nitrit.
Pada pengujian pH urin, terdapat hasil pH urinnya adalah 6-7 itu berarti
urine mendekati pH netral. Nilai pH suatu urine dapat pula dijadikan penentu
normal atau tidaknya urinetersebut, pH urine yang normal berkisar antara 4,8 –
7,5, urin akan menjadi lebihasam jika mengkonsumsi banyak protein, dan urin
akan menjadi lebih basa jikamengkonsumsi banyak sayuran. Urine yang telah
melewati temperatur ruanganuntuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena
aktifitas bakteri dan orang yangVegetarian urinennya juga sedikit alkali. Jadi,
pH urine sempel di atas, termasuk pHurine yang normal. pH bervariasi sepanjang
hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifat basa setelah makan, lalu
menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya. Urine pagi hari
(bangun tidur) adalah yang lebih asam. Obat-obatan tertentu dan penyakit
gangguan keseimbangan asam-basa juga dapat mempengaruhi pH urine.
- Kesimpulan
- Dalam tubuh katak, terdapat system urinaria secara lengkap
- Dalam pengamatan fisiologi system urinaria menunjukkan dalam urin terdapat adanya Ion Klorida, Albumin, Fosfat.
- Dalam pengamatan fisiologi system urinaria menunjukkan dalam urin tidak terdapat adanya keton, Kalsium, Amonia,Asam Urat, dan Mikroorganisme.
- Dalam pengamatan fisiologi system urinaria menggunakan urine scan menunjukkan dalam urin terdapat adanya Bilirubin, Urdbilinogen, keton, protein, Spez Gew, Leukozyten, Askorbik Acid.
Komentar
Posting Komentar