Masker
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Berkembangnya
ilmu pengetahuan di segala bidang, kemajuan di bidang teknologi, perkembangan
sosial budaya, telah membawa perubahan dalam sikap hidup seseorang. Kemajuan peradaban dan taraf kehidupan
manusia, telah membawa manusia kearah pemenuhan kebutuhan, baik bersifat primer
maupun bersifat sekunder. Pada zaman
modern ini, kelainan kulit estetik telah merupakan problema yang mendapat
perhatian khusus dalam kehidupan manusia.
Pemakaian kosmetika merupakan hal yang sangat diperlukan oleh seseorang,
sejak usia bayi- sampai usia lanjut, tidak terkecuali pria maupun wanita dengan
tujuan untuk mendapatkan kulit yang sehat, wajah yang cantik, penampilan
pribadi yang baik dan kepercayaan pada diri sendiri. Perhatian yang berlebihan terhadap masalah
kulit estetik, meluasnya pemakaian kosmetika oleh masyarakat dengan segala
dampak positif dan negatif yang diterima oleh kulit,telah membawa perkembangan
pula dalam ilmu Kedokteran pada umumnya, di bidang Dermatologi pada khususnya.
Dokter Ahli
Kulit tidak hanya mengembangkan ilmunya dalam bidang Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, tetapi juga telah mengembangkan ilmu di bidang kulit estetik yang
meliputi penyakit kulit dengan keluhan estetik, kelainan-kelainan kulit akibat penggunaan-penggunaan
kosmetika, teknik perawatan kulit dan penggunaan kosmetika, mempelajari segala sesuatu
tentang kosmetika, baik mengenai bentuk dan bahan-bahannya,maupun absorpsi dan
efeknya pada kulit dan Ilmu Bedah Kulit Estetik.
Dalam
sejarah kosmetologi dan kosmetika, ilmu kedokteran telah ikut mengambil peranan
sejak zaman kuno. Data-data diperoleh
,dari penyelidikan antropologi, aerkologi, dan etnologi di Mesir dan India
dengan ditemukannya salep-salep aromatik, bahan-bahan pengawet mayat dan lain-lain
yang dapat dianggap sebagai bentuk awal dari kosmetika. Seorang bapak ilmu kedokteran HIPPOCRATES
(460 — 370 S.M.) dan kawan-kawan telah membuat resep-resep kosmetika dan
menghubungkannya dengan ilmu kedokteran.
Ilmu Kedokteran bertambah luas dan kosmetologi terus berkembang, maka
diadakan pemisahan kosmetologi dari Ilmu Kedokteran (HENRI de NODEVILI 1260 —
1325), dikenal 2 bentuk kosmetika :
1. Kosmetika
untuk merias (decoratio)
2. Kosmetika
untuk pengobatan kelainan patologi kulit.
GOODMAN, H. (1936),
seorang dermatolog telah mempelajari secara mendalam tentang kosmetika baik
mengenai sifat-sifat fisika, kimia, fisiologi dari bahan-bahannya, maupun
tentang pemakaian dan akibat-akibatnya pada kulit. Penulis mengemukakan perlunya latar belakang
dermatologi dalam masalah kosmetika, yang , pengetahuan yang lengkap tentang
kulit dan fungsinya, pengalaman yang luas tentang penggunaan dan pemakaian remedial
kosmetika pada kulit, penelitian lebih jauh tentang berbagai efek
bahan-bahan kosmetika terhadap kulit.
Pada tahun 1700 — 1900 kosmetika dibagi menjadi :
1. Cosmetic decorative yang lebih banyak melibatkan ahli kecantikan.
2. Cosmetic treatment yang berhubungan dengan ilmu kedokteran dan beberapa
ilmu pengetahuan lainnya seperti dermatologi, farmakologi, kesehatan gigi dan
lain-lain. Pada abad modern ini
kosmetologi dan kosmetika telah melibatkan banyak profesi, seperti dokter ahli
kulit, ahli farmasi, ahli kimia, ahli biokimia, ahli mikrobiologi, ahli fotobiologi,
ahli imunologi, ahli kecantikan dan lain-lain.
1.2 Tujuan
Ø Dapat mengetahui cara penelusuran
pustaka untuk mengumpulkan data zat berkhasiat tertentu dan zat tambahan yang
diperlukan sebagai data penunjang dalam penyusunan formulasi sediaan.
Ø Untuk mengetahui formulasi pada
sediaan masker bubuk
1.3 Rumusan Masalah
Ø Formula sediaan
Ø Preformulasi zat aktif dan zat
tambahan
Ø Fungsi dari ingredients
Ø Metode pembuatan
BAB
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Kosmetika
Menurut
peraturan menteri kesehatan RI No. 220/ Menkes/ Per/XI/76, tanggal 6 September
1976 menyatakan bahwa: “Kosmetik adalah bahan atau campuran bahan untuk
digosokkan, dilekatkan, dituangkan, dipercikkan atau disemprotkan pada,
dimasukkan ke dalam, dipergunakan pada badan atau bagian badan manusia dengan
maksud untuk membersihkan, memelihara, menambah daya tarik atau mengubah rupa
dan tidak termasuk golongan obat”.
Berikut
ini adalah kosmetika khusus untuk perawatan kulit wajah tidak bermasalah untuk
sehari-hari maupun secara berkala. Kosmetika perawatan sehari-hari terdiri atas
pembersih, penyegar, dan pelembab. Sedangkan perawatan secara berkala ditambah skin
peeling, masase krim, dan masker. Kosmetika pemeliharaan dan
perawatan kulit terdiri dari :
a.
Kosmetika
Pembersih (Cleansing)
Kosmetika pembersih dibedakan
menjadi empat macam bentuk yaitu minyak, krim, cairan kental (emulsy)
dan batang. Kosmetika pembersih dapat digunakan utuk perawatan sehari-hari
maupun perawatan secara berkala. Kosmetika pembersih dibuat dengan bahan-bahan
yang dapat mengangkat kotoran yang bersifat lemak atau minyak maupun debu,
selain itu juga memiliki sifat dapat menetralkan kembali kondisi pH kulit yaitu
antara 4,5-6. Kosmetika pembersih untuk jenis kulit berminyak. Misalnya cleansing
milk, sedangkan untuk jenis kulit kering misalnya cleansing cream.
Setiap produk kosmetik biasanya tertera untuk jenis kulit berminyak, normal,
dan kering.
b.
Penyegar
(Toning)
Penggunaan kosmetika penyegar
dilaksanakan setelah pembersih.Fungsinya adalah memberikan rasa segar pada
kulit karena akan menggantikan penguapan yang terjadi pada kulit, membantu
mengangkat sisa-sisa kosmetika pembersih yang masih tertinggal pada kulit, dan meringkas
pori-pori sehingga kembali seperti keadaan semula. Penggunaan kosmetika
penyegar juga disesuaikan dengan jenis kulit yaitu untuk kulit normal, kering
dan berminyak. Contoh kosmetika penyegar adalah face tonic dan astringen.
c.
Kosmetika
Pelembab (Moisturizing)
Kosmetika pelembab bertujuan
untuk memberikan kelembaban pada kulit yang dibutuhkan bagi kehidupan sel-sel di
bawah kulit. Pada dasarnya kosmetika pelembab mengandung bahan-bahan yang dapat
menarik air dari bawah kulit sambil mencegah penguapan, ditambah dengan minyak
atau lemak hewani dan nabati, serta berbagai jenis vitamin A, D, F, dan hormon.
Pemakaian pelembab secara teratur dapat mempertahankan kondisi kulit. Kosmetik
pelembab terutama untuk kulit kering, tetapi di pasaran juga terdapat pelembab
untuk kulit berminyak.
d.
Kosmetika
Pengelupasan Sel Tanduk (Skin Peeling)
Penggunan kosmetika ini dapat
dikatakan sebagai kosmetika pembersih mendalam (deepth cleansing),
karena dapat mengelupaskan sel tanduk yang sudah mati, sehingga akan
menimbulkan peremajaan pada kulit. Kosmetik skin peeling dapat berbentuk
krim atau pasta yang mengandung butiran-butiran kecil, yang dapat membantu
mengelupaskan kulit sel-sel yang sudah mati dengan cara digosokkan (facial
scrub). Kosmetik ini digunakan untuk semua jenis kulit
e.
Krim
Pengurut (Massage Cream)
Penggunaan krim pengurut terutama
untuk melicinkan gerakan pada saat melakukan pengurutan, melunakkan sel tanduk
yang sudah mati sehingga sel-sel tersebut dapat ikut larut pada waktu krim
diangkat. Krim pengurut terdiri atas lemak hewani, lemak pelikan, lemak nabati,
air dan parfum. Kosmetik ini sama untuk semua jenis kulit
f.
Topeng
Wajah atau Masker (Face Mask)
Masker adalah kosmetik yang
dipergunakan pada tingkat terakhir dalam perawatan kulit wajah tidak
bermasalah. Penggunaannya dilakukan setelah massage, dioleskan pada seluruh
wajah kecuali alis, mata dan bibir sehingga akan tampak memakai topeng wajah.
Masker juga termasuk kosmetik yang berkerja secara mendalam (deepth
cleansing) karena dapat mengangkat sel-sel tanduk yang sudah mati. Kegunaan
masker adalah sebagai berikut.
·
Meningkatkan
taraf kebersihan, kesehatan, dan kecantikan kulit,memperbaiki dan merangsang
kembali kegiatan-kegiatan sel kulit.
·
Melenyapkan
kesuraman kulit, mengeluarkan sisa-sisa kotoran dan sel seltanduk yang masih
melekat pada kulit.
·
Memperbaiki
dan mengencangkan tonus (daya bingkas) kulit.
·
Memupuk
kulit, memberi makanan kulit, menghaluskan da melembutkan kulit.
·
Mencegah,
menyamarkan, mengurangi keriput-keriput dan hyperpigmentasi.
·
Melancarkan
peredaran darah kulit.
·
Melancarkan
peredaran cairan limfe (getah bening) dalam membawa sisa-sisa
2.2 Kosmetik Pembersih
Kosmetik pembersih yaitu tahap pertama yang harus dilakukan sebelum memakai
kosmetik pada wajah.hal ini dilakukan untuk mengeluarkan berbagai zat yang
tidak berguna pada kulit wajah .
Ada 4 macam Kosmetik Pembersih yaitu :
1. Pembersih dengan bahan dasar cair : air
adalah pelarut yang baik sebagian besar zat atau kotoran yang menempel pada
kulit.Air mudah didapat dan murah harganya sehingga penggunaanya dalam kosmetik
sangat efisien dan efektif.
2. Pembersih dengan bahan dasar minyak :
Minyak merupakan bahan pembersih yang mempunyai beberapa kelebihan dibanding
pembersih lain, dapat membersihkan kotoran yang larut dalam minyak dan tidak
menyebabkan kulit kering dan kasar.
3. Pembersih dengan bahan dasar padat : Bahan
dasar padat digunakan sebagai pembersih bila mampu untuk mengabsorbsi kotoran
yang ada dikulit.
4. Pembersih yang bersifat mekanis
dengan bantuan penggosokkan.
2.3 Masker
Dalam bahasa Indonesia, kata
masker memiliki banyak arti dan makna sesuai bentuk dan fungsi dari masker
tersebut. Namun, ada satu benang merah yang menghubungkan antara definisi
masker yang satu dengan yang lainnya, yaitu letak atau tempat pemakaiannya
(wajah). Dengan demikian, definisi masker wajah adalah sesuatu yang digunakan
untuk menutupi permukaan wajah.
Masker secara umum yaitu penutup
wajah maka jenis masker dapat dibedakan berdasarkan fungsinya, kemudian dari
jenis tersebut dapat kembali dibedakan berdasarkan bentuknya. Berbagai macam
masker dapat dibedakan sebagai berikut:
1.
Masker
Kecantikan
Masker kecantikan adalah masker
wajah yang digunakan untuk tujuan kecantikan wajah. Masker ini umumnya bentuk
berbentuk serbuk dan biasanya digunakan pada kulit wajah dengan cara dilarutkan
terlebih dahulu dengan air, susu, yoghurt, jus cucumber (air timun) dll.seperti
: Masker bengkuang, masker mentimun, masker avocado dan masih banyak lagi.
2.
Masker
Pelindung Pernafasan
Merupakan masker yang digunakan
untuk melindungi alat pernafasan (mulut, hidung dan paru paru) dan bau yang
menyengat ataupun polusi udara yang mengganggu.
3.
Masker
Pelindung Wajah dan Mata
Yaitu masker yang digunakan untuk
melindungi wajah dan mata dari bahaya pekerjaan, contohnya : Pelindung yang
digunakan oleh tukang las besi, petugas pemadam kebakaran, dan yang lainnya.
4.
Masker
Penutup Wajah
Yakni masker yang digunakan
seseorang untuk menutupi wajahnya dengan berbagai alasan tertentu. Contohnya
topeng, cadar dan lainnya.
Dari uraian serta penjelasan
definisi masker wajah diatas, kiranya dapat kita pahami bahwa sesungguhnya
segala sesuatu yang menutupi wajah dapat disebut masker. Akan tetapi, jika
dilihat dari fungsi dan bentuknya, maka masker hanya terbagi dua yaitu : masker
penutup atau pelindung pernafasan dari bauan menyengat / polusi dan masker
kecantikan yang berbentuk serbuk dan biasanya digunakan pada kulit wajah dengan
cara dilarutkan terlebih dahulu dengan air, susu, yoghurt, jus cucumber (air
timun) dll.
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Formula sediaan
·
Kaolin 80
·
TEA 3
·
Mg
Carbonat 12
·
Pati
beras 5
·
Tragacanth Satu mikro spatula
3.2
Preformulasi
1.
Kaolin
Pemerian : Serbuk, putih, ringan, tidak mengandung
butiran kasar, tidak atau hampir tidak berbau
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air dan asam
mineral
Kegunaan : Astringen
2.
Trietanolamin
(Depkes RI 1979 : hal 612)
Nama Resmi :
Triaethanolaminum
Nama Lain :
Trietanolamin
Pemerian : Cairan kental, tidak berwarna hingga kuning
pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung dari cahaya
Kegunaan : Zat tambahan
3.
Pati
Beras (Depkes RI 1979 : hal 93)
Nama Resmi : Amylum
Oryzae
Nama Lain : Pati
beras
Pemerian :
Serbuk sangat halus, putih, tidak berbau, tidak berasa.
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik, ditempat sejuk dan kering
Kegunaan : Zat
tambahan
4.
Magnesium
Carbonat
Pemerian : Serbuk berwarna putih atau masa rapuh
berwarna putih atau sebagian besar tidak berbau
Kegunaan :
Adsorben, antasida
Stabilitas :
Stabil di udara kering dan terpapar cahaya.
Penyimpanan
: Di dalam wadah tertutup baik
Inkompatibilitas
: Tidak kompatibel dengan sodium phenbarbital, lansoprazol,dan
formaldehid
5.
Tragacanth
Pemerian :
Serbuk putih kekuningan, tidak berbau, rasa hambar
Kegunaan :
Suspending Agent/pengental
Inkompatibilitas
: inkompatibel pada pH 7 dan mengurangi efek anti mikroba
3.3 Fungsi dari ingredients
Kaolin : Astringen, mengurangi jerawat
TEA : Penyeimbang pH
Pati Beras : Pemutih kulit wajah
Magnesium Carbonat : Penghilang Flek pada kulit wajah
Tragacanth : Emulsifier,membantu zat aktif larut dalam air
3.4 Metode Pembuatan
·
.Masukkan kaolin
·
Tambahkan pati beras
·
Tambahkan magnesium carbonat
·
Tambahkan TEA dengan cara disemprotkan
·
Ayak dengan pengayak no 100 hingga didapat
ukuran serbuk yang halus.
·
Tambahkan Tragacanth
3.5 Evaluasi Sediaan
Pemeriksaan
Organoleptis (Secara Visual)
Penentuan
Kadar air (Karl Fischer)
Distribusi
Ukuran Partikel (Pengayakan Bertingkat)
BAB
4
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
·
Masker
adalah kosmetik yang dipergunakan pada tingkat terakhir dalam perawatan kulit wajah
tidak bermasalah
·
Meningkatkan
taraf kebersihan, kesehatan, dan kecantikan kulit,memperbaiki dan merangsang
kembali kegiatan-kegiatan sel kulit.
4.2
Saran
·
Untuk
sediaan masker serbuk kalah saing dengan masker gel, dikarenakan pada masker
serbuk kebanyakan zat aktifnya biasanya berbahan sintetis
·
Pemerintah
harus menggembar-gemborkan bahan dalam kosmetik yang tidak boleh di tambahkan
dalam pembuatan sediaan kosmetik.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Handbook of Pharmaceutical excipients
·
Farmakope Indonesia Edisi IV Tahun 1995
·
Heward, Cansul, 1985, Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi, Fharmaceutical, press.
Komentar
Posting Komentar